Jumat, 13 November 2009

Tari Aceh

Tari Seudati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.

Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

Tari seudati masuk bersamaan dengan penyebaran agama Islam ke Aceh. Media tari ini dimanfaatkan oleh penganjurpenganjur
Islam dalam pengembangan agama Islam di Aceh. Sebelum seudati, tari ini bernama RATOH yang artinya
menceritakan. Dalam Ratoh ini dapat diceritakan segala sesuatu yang menyangkut aspek kehidupan masyarakat.
Umpamanya : kisah sedih, gembira, nasehat dan membangkitkan semangat.
Penganjur-penganjur Islam yang kebanyakan berasal dari Arab maka secara langsung bahasa atau istilah yang
dipergunakan dalam penyebaran agama dititik beratkan pada istilah bahasa Arab. Maka sekaligus media ratoh ini
dipengaruhi dengan istilah-istilah Arab. Syahadati dan syahadatain menjadi seudati, kemudian saman menjadi
meusaman ( yang artinya delapan ) orang.
Kedua istilah ini digunakan sampai sekarang. Adapula pendapat lain mengatakan bahwa kata seudati berasal dari kata
serasi ( artinya harmonis/serasi ). Dahulu seudati berkembang dikabupaten Pidie dan Aceh Utara, sekarang sudah
berkembang di kabupaten dan kotamadya lainnya dalam daerah Istimewa Aceh.
Dalam penampilannya tari seudati ini dipimpin oleh seorang Syekh (pimpinan). Syekh ini dibantu oleh wakil yang disebut
Apet Syekh. Tari ini ditarikan oleh delapan orang penari dan dibantu oleh dua orang penyanyi sebagai pengiring tari
(Aneuk Syahi).
Dituliskan oleh Taloe (sebuah lembaga kesenian independen non pemerintah) yang eksis menggali dan mengkaji
sejarah kesenian tradisional aceh serta peduli terhadap pembangunan kesenian aceh.seudati1

Tari Ratéb Meuseukat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari Ratéb Meuseukat

Tari Ratéb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.

Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.

Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.

Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang.

Keterkenalan tarian ini seperti saat ini tidak lepas dari peran salah seorang tokoh yang memperkenalkan tarian ini di pulau Jawa yaitu Marzuki Hasan atau biasa disapa Pak Uki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar